Minggu, 30 Juli 2017

Derai Derai Agustus

ilustrasi : unsplash.com


Jati Diri

berbuat kala teramati,
berlangkah saat orang pandangi
lalu mereka melempar puji
itu lumrah 
    hidup, 
    yang menurut petunjuk arah

berbuat, saat sepi
berfikir dalam sendiri
kala tak satupun amati
itu leluasa
    tapi jika itu yang terasa ber-asa
    arti jalan diri tlah tersua

teruskan!
itu murninya tenaga
deru panggilan genap jiwa

jangan henti!
hidup perlu ada prasasti

(5 Maret 2021)


ilustrasi : says.com


Boneka Panda


boneka panda itu memandangiku
Ia mengapung di deras sungai
tersangkut pada ranting melintang
pada rautnya ada bahasa;
"sudikah kau memungutku tuan?"
"sungai ini kotor"

sejenak ku menimbang;
-cuma boneka-
bahkan gadis yang tersangkut (padaku)pun,
tak kupungut semua
menyusur ke penjuru lain ku coba tak acuh

boneka panda itu terus pandangiku
Ia baru alami hari buruk
dihempas ke sungai oleh tuannya,
bersama beberapa buntalan sisa  
pada raut-kumal-nya kubaca;
"mengapa mereka membuangku?"
"siapa yang sampah?"

jawabku;
"bukan kau, tapi mereka!,
merekalah yang..."

(15 Februari 2021)


Image by Flickr

Akasia

Pagi ini aku menjenguknya,
juga sore kemarin
mungkin esok kan kutandang lagi
sudah lima minggu ia tegak
pohon akasia kecil itu tumbuh di serasah

kuturuni tegalan dan kusapa ia
benih yang tak pernah kutanam itu
dedaunnya berlomba
pucuk demi pucuk
kini mungil itu mulai tinggi

tuk melihat ia lebat kelak,
aku merasa berumur
"hai akasia kecil, tumbuhlah"
dan aku,
ingin tetap hidup
menikmati rindangmu

(11 Juni 2020)


sumber gambar: humanpart.medium.com


Hari Biasa di Gedung Buku
(kepada Ningsih)

"kau masih mengingatku?"
-pikirku di suatu pagi-

sudah belasan tahun 
sejak jalan kita masih searah
    jejak sepatu kita pasti tlah terhapus
    di lantai-lantai gedung,
    tempat buku-buku berjajar
    pada kampus dimana mimpiku tak tentu

canggungmu kudapati,
kala kuajukan pertanyaan-sapa-ku
" 'nyari' buku apa?"
ah, itu hari biasa kala itu

adakah kau...
mengunjunginya lagi?
gedung tempat buku-buku bersusun
    mengapa kau mengingat;
    aku yang seorang 'tersesat'?

mungkin kau...
cuma bosan
saban penghujung hari
disayat sepi

(11 Februari 2021)





Percakapan Sore Sebelum Petang

Adakah kau nikmati udara sore ini,
sayangku
tentang kelebat bendera di Agustus
tentang daun bambu cakari atap beranda
tentang gurat-gurat awan oranye,
    menembus celah dedaun
juga si kecil dalam dekap neneknya;
    terus pandangi canda angin

dalam sayup udara itu,
tiba tiba kau minta
agar pohon merindang itu ditebas
oh tidak!
bahkan rumput liar diantara batu pun,
aku berbinar akan hadir mereka
tak mampu ku tengkar hijaunya dedaun
sayangku,
adakah kau nikmati hijaunya sore ini?

(22 Agustus 2019)




 Luka

telah lama kusimpan dalam
luka, nganga
    tiada terbasuh airmata
    tanpa terurai kata-kata
busuk-ku yang ditebar camar
dikutuk dicela di ramai pasar

tidak!, jngan katakan!,
jangan ingatkan kalau aku pecundang
jangan berlari, didepanku yang pincang
jangan!
aku sudah luka

 (30-Juli 2017)

Sabtu, 04 Februari 2017

Hari-hari Februari

gambar: Istockphoto

Baju Baruku Sobek

malam itu, baju yang ingin kubeli kupandangi
kataku padanya "jadilah milikku,
kita sambangi jalan-jalan berliku"

paginya masih kuyakini
baju baru yang ingin kubeli itulah takdirku
batik angrek abu-abu lincah manis

namun esoknya saat kupinang, 
kudapati ia koyak, 
sesorang sudah mendahuluiku!?
sedang pada si angrek abu-abu aku tlah janji
Tidak!, TIDAK!!,
gundahku ingin kusangkal
"Mak, baju baruku sobek"

(22-Februari-2017)



-gold wallpaper-

Aku Masih


Fajar berlalu setengah sadar
pagi menggeliat ter-tepi lagi
senjakala turun sahaja saja
malam pun muram kelam
"wahai waktu,
kapan kau kan membungah?"

sudah lama tak kulihat riang
tapi kau tenang saja,
dalam gamang hidup,
aku masih kita

(08-Februari-2017)




sumber gambar : garasiopa

Si Kacamata

ada pandang yang kucuri,
dari balik kacamatanya yang bulat
kulihat tatap teduh,
se-sejuk sinar rembulan

pada ledak tawa yang hingar
darinya kutangkap kilas senyum,
bangkitkan sajak-sajak taman surgawi
tutur-nya lembut laksana titah dewi

dengan kacamata bundarnya ia bercerita,
sedikit saja tentang A-B-C-D.
kutau hidupnya kan menjulang, 
    benderang oleh kehormatan

aku pun berhenti,
sejenak menimbang diri
lalu kembali ke lorong2 gelap

(04-Februari-2017)





Hati Mati si Merpati, 


akulah merpati
yang kau jatuhkan pagi lalu
sayap semangatku yang menuju pelukmu
kini patah porak poranda
pintu tertutupmu telah biarkan apiku padam

aha!, kini apa gerangan?
sore ini kau merangkak menemuiku
membujukku yang sudah jadi bangkai
oh, tidak!
biar aku bernafas di lain dunia

(25-Februari-2017)




gambar : dreamstime

Kilas November


November lalu kita bicara mimpi
mimpimu jelas, aku samar
anganku tapaki bayang-bayang pendar

November ini kau todong aku agar janji
sikapmu jelas, aku terputar
ikrarku, ku-asingkan di belukar

November yang datang ialah misteri
mungkin pijakmu tetap, aku bisa saja terlantar
kita saling sayat sampai akar-akar

(05-Februari-2017)

Sabtu, 31 Desember 2016

Catatan Akhir Tahun

gambar: picstate.wordpress.com


Ditemani Gerimis

ingin kutulis lagi tentang laut
tentang rintik yang hujani geladak
derainya iramakan rindu menyayat

pandangku ke samudera terhalang,
    oleh leleh air di kaca jendela
dalam dingin udara, butir butir itu setia menemani
ah, mengapa bukan kau saja  

(26-Desember-2016) 






gambar : Wasant Tonkun

Terserah Waktu Saja


aku ingin berhenti bicara hati
sejak malam-malam tak lagi terisi

aku hendak berhenti bicara puisi
karna cakap kita tiada kenal janji

aku berhenti mimpikan bulan merah muda 
aku tersesat,  kita sekarat
dan kita..., 
terserah waktu saja

(30-Desember-2016)


ilustrasi : Pinterest

Jati


kau bilang aku seperti pohon jati
tega ranggaskan pucuk-pucuk harap
tiada teduhimu kala kemarau

kau kata aku umpama jati
gugurkan janji demi janji
bahkan sebelum datang rayu angin

saranku;
    pergilah!, bersandarlah pada beringin
    ia kan naungimu sepanjang tahun
    sepanjang hidup

(25-Januari-2017)



Selat Sunda


diatas ferry dekat dermaga,
selembar kantong plastik menjerit;
"jangan hempas aku hai manusia! di bawah sana...
    tumpukan kami kan ganggu ikan dan terumbu!".
angin yang coba mengusik pun pasrah 
    saksikan ia jatuh ke laut,
terombang-ambing gelombang yang murka
tragedi itu 
berulang setiap waktu.

bertahun sudah laut tak biru lagi, 
ikan-udang ingin bunuh diri. 
ratap mereka ; "kami makan serpihan tiap hari"
sedang camar kurus yang dulu riang kini murung bisu.
berkata nelayan  tua pada anaknya ;
 "kasihan burung2, sampah bikin mereka susah cari ikan"

Sore ini,  di atas ferry dekat dermaga,
kulepaskan pandang pada luasnya biru
"selat sunda.. apa kau sedang bersedih..?"

(Juli 2015)


Minggu, 09 Agustus 2015

Catatan Harian Agustus


Irama Senja

hangat mentari jingga,
yang perlahan turun
    ingin kuhentikan ia.
lembut angin yang usik daun beringin
ingin kukecap dalam hangat udara

singgahlah sejenak wahai senja
kau dengan latar langit oranye ini,
padamu aku ingin bercengkrama

(16-Agustus-2015)





Percakapan Malam

hening itu pecah oleh akhir tanya jawab,
"hidup hanya menunggu mati kan" kataku
"ayo, kapan...?" jawabmu.
kita tergelak, malam pun mencair.

(09-Agustus-2017)




Tiara 
kepada tiara

engkau laksana mutiara berkilau
saat semangatmu terpa seragam putih biru mereka,
dengan tabah ajari mengeja, menulis, berucap
dan semua tentang bahasa asing itu

kau mutiara murni
kala tangan dinginmu menopang tunas-tunas muda
mengasuh siaga, membina penggalang,
lalu gema-kan tepuk pramuka yang buat riang

kuyakin mutiara itu...
kan tetap terkenang,
oleh semua wajah polos kanak yang kelak beranjak.
mereka kan bekisah, 
tentang kilaumu yang tak padam

(10-Agustus-2015)





Melati Taman Mimpi

tatap yang menyemai kasih
paras yang menjemput rindu
juga sayup derai tiap rima yang teratur,
kau kah itu..?
pesona elok harummu takkan luput
dari mata batin nakalku, yang lapar belai malam

sejuta sajak yang mekar di taman,
tebar wangi yang rasuki nafas-pujanggaku
yakinlah kuntum melati itu adalah engkau
dalam bait temaram yang tak usai,
lelap aku berselimut mimpi-mimpi

(20-Juli-2015)